Istilah “Gentle Parenting” sedang menjadi perbincangan hangat di antara para orangtua. Banyak dari para orang tua beranggapan bahwa gentle parenting adalah pola asuh yang dapat mengakibatkan anak tumbuh menjadi pribadi yang tidak tangguh. Apakah benar demikian?
Tak jarang, gentle parenting disamakan dengan pola asuh permisif, yang diasumsikan sebagai ketiadaan batasan atau konsekuensi. Pada dasarnya, gentle parenting merupakan filosofi yang berpusat pada perlakuan terhadap anak dengan respek dan empati layaknya individu dewasa. Implementasi gentle parenting yang efektif justru melibatkan penetapan ekspektasi dan batasan yang jelas. Aspek “lembut” dalam gentle parenting merujuk pada cara batasan tersebut dikomunikasikan dan ditegakkan – dengan kesabaran, konsistensi, serta upaya memahami akar penyebab perilaku anak.
Kunci Utama Penerapan Gentle Parenting
Empati dan Validasi
Berikan validasi dan tunjukkan empati pada perasaan anak, termasuk perasaan negatif yang dialami. Dengan demikian, anak merasa dimengerti dan didukung. Hal ini sejalan dengan penelitian tentang pengaturan emosi yang mendukung gentle parenting, di mana anak-anak belajar mengelola emosi mereka melalui respons pengasuh yang tenang dan penuh pengertian.
Memahami
Coba untuk memahami alasan di balik perilaku anak. Dalam menerapkan gentle parenting, orangtua perlu mencoba untuk menyelami lebih jauh dan mengidentifikasi kebutuhan anak sesuai dengan tumbuh kembang usia mereka.
Batasan dan Bimbingan
Gentle parenting bukan berarti bersikap lemah di hadapan anak. Pola asuh ini dapat dilakukan dengan tetap mengajarkan sikap disiplin pada anak. Atur ekspektasi dan batasan yang jelas ketika memberikan pilihan dan membimbing anak menuju perilaku yang sesuai dengan memberikan contoh, daripada hanya menuntut anak untuk patuh.
Temukan lainnya: Tips Jitu Pilih Ekstrakurikuler Tepat Untuk Anak
Koneksi
Dari berbagai gaya pola asuh, koneksi atau ikatan dengan anak merupakan prioritas utama, termasuk dalam gentle parenting. Ikatan antara orangtua dan anak menumbuhkan kepercayaan dan rasa aman bagi anak untuk mengekspresikan emosi mereka.
Regulasi Emosi
Gentle parenting membutuhkan orangtua yang terlebih dahulu mampu meregulasi emosi mereka sendiri sebelum memberikan respon yang tenang kepada anak, sehingga anak dapat melihat serta mencontoh cara meregulasi emosi mereka.
Gentle parenting hadir bukan sebagai satu-satunya jawaban, melainkan sebagai salah satu pendekatan pengasuhan yang menekankan pada pemahaman dan koneksi. Esensi dari gentle parenting dapat diadaptasi dan disesuaikan dengan nilai-nilai yang dianut dalam keluarga, sehingga menciptakan lingkungan pola asuh yang paling sesuai dan harmonis bagi setiap anggotanya.